Rabu, 12 September 2012

Bangkitnya Kota Atlantis Setelah DiTenggelamkan

4.5 . Rabu, 12 September 2012

Bangkitnya Kota Atlantis Setelah DiTenggelamkan - Gunung yang "Tenggelamkan" Kota Atlantis Kini Bangkit - Tentunya hal ini mengingatkan kita pada Bukti Sejarah Yang Terlupakan, dimana sebuah kota atau tempat yang sudah "tenggelam" karena musibah atau sebab lain bisa muncul kembali setelah beberapa ribu tahun silam dari kejadian. Batuan cair menggelegak panas di bawah pulau gunung berapi Santorini, di Laut Aegea, Yunani, tempat di mana salah satu erupsi gunung berapi terdahsyat di Bumi terjadi, dalam kurun waktu 10.000 tahun.

Bangkitnya Kota Atlantis Setelah DiTenggelamkan

Letusan itu terjadi sekitar 3.600 tahun lalu. Kala itu sekitar tahun 1620 Sebelum Masehi, Santorini meletus dahsyat, memicu tsunami setinggi 12 meter yang menyapu bersih peradaban Minoa di Yunani, dan mungkin telah melahirkan salah satu legenda yang menyandera  imaji manusia: misteri kota Atlantis yang hilang.

Dan, gunung itu kini menunjukan tanda-tanda kebangkitannya. Dalam 1,5 tahun terakhir, kamar magma di bawah pulau gunung berapi itu menggelembung sebesar 20 juta meter kubik atau 15 kali ukuran London Olympic Stadium --yang digunakan sebagai lokasi pembukaan dan penutupan olimpiade 2012. Massa magma raksasa juga telah menyebabkan kenaikan pulau setinggi 14 centimeter. Demikian studi terbaru yang dimuat di jurnal Nature Geoscience.

Penelitian terbaru ini menindaklanjuti laporan sebelumnya, yang juga dikeluarkan tahun ini, yang menyatakan kebangkitan aktivitas gempa baru di bawah gunung berapi, setelah ia diam dan tenang selama 25 tahun terakhir.

Laporan tersebut menimbulkan kekhawatiran, gunung itu bisa meletus dalam waktu dekat, meski kapan persisnya itu bakal terjadi, belum bisa dipastikan.

"Sebelumnya kami sama sekali tidah tahu perilaku gunung api itu selama periode jeda antar erupsi," kata David Pyle, peneliti Oxford University dan salah satu penulis laporan kepada situs sains Our Amazing Planet. "Saat ini, sepertinya ruang magma di bawah gunung berapi seperti Santorini tumbuh makin besar."

Saat meletus 1620 SM, gunung itu merusak peradaban di Laut Aegea, menghancurkan pulau-pulau di sekitarnya. Dari atas udara, kawah bekas letusannya kini hanya berupa wilayah kecil di antara koleksi pulau-pulau besar Yunani di Laut Aegea.

Awal tahun ini, sensor global positioning system (GPS) yang dipasang di kaldera mendeteksi pergerakan baru mengukur serangkaian gempa bumi kecil. Aktivitas seismik diyakini bisa memicu erupsi, dan sering menjadi pertanda bahwa sebuah gunung sedang bersiap untuk meletus dalam waktu relatif dekat. Namun, yang membingungkan, alih-alih naik, aktivitas seismik justru menurun drastis dalam waktu beberapa bulan.

Bagaimana jika Santorini kembali meletus? Apakah efeknya akan sama mengerikannya seperti di masa lalu?

Menurut para peneliti, tragedi yang sama tidak akan berulang kembali. Apalagi sampai menyapu perabadan seperti di era Minoa. Sebab, ukurannya jauh lebih kecil. "Santorini memang terkenal dengan letusan dahsyatnya di masa lalu. Namun erupsi sebesar itu mungkin hanya terjadi tiap 20.000 tahun," kata Pyle.

Meski demikian, para ahli memperingatkan, gunung api itu wajib untuk terus diawasi.
Kaitan dengan Atlantis
Masih terkait letusan Santorini di masa lalu, ada banyak spekulasi tentang kaitannya dengan legenda Atlantis, yang menurut Plato, tenggelam di dasar lautan.

Meski sebagian ilmuwan berpikir, itu hanya sekedar cerita yang dibuat-buat, lainnya berpendapat, cerita soal letusan gunung itu mungkin membangkitkan kisah tentang sebuah kerajaan yang hilang, tentang peradaban Minoa yang nyata pernah hidup dan berkembang di Mediterania.

Seperti diungkap Plato dalam  "Timaeus" dan "Critias" , Atlantis terhampar "di seberang pilar-pilar Herkules". Pulau berperadaban maju itu memiliki angkatan laut yang menaklukan Eropa Barat dan Afrika 9.000 tahun sebelum waktu Solon, atau sekitar tahun 9500 SM. Setelah gagal menyerang Yunani, Atlantis tenggelam ke dalam samudra. "Hanya dalam waktu satu hari satu malam".

Sejumlah spekulasi pun bermunculan. Ada yang menyebut ia tenggelam di Kepulauan Mediterania, Gurun Sahara, Amerika Tengah, Antartika, Spanyol, bahkan Indonesia.

Share this Article now on :
ARTIKEL YANG BERHUBUNGAN :


3 komentar:

vlog media news mengatakan...

Postingan di atas menarik sekali untuk di simak

Unknown mengatakan...

@cik awi
Senang sudah Cik Alwi sudah berkenan hadir disini.
Salam and tentunya happy blogging.

Hermanbagus mengatakan...

wuih keren sob..

:X ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar

Please do not SPAM or commented by stating the link !

Anda MALING seperti saya, jadilah maling bijak!

Saya anggap Anda pengunjung yang baik dan bernyali untuk tidak menggunakan komentar dengan fasilitas ANONYMOUS.

Pergunakan komentar ini dengan bijak !

Mungkin memerlukan beberapa jam untuk me-Moderasi komentar anda guna masuk seleksi juri kami, apakah layak juri terbitkan atau tidak ! Makasih untuk tidak membuang sampah disini !

Recent Posts

Artikel di blog ini kebanyakan berasal dari berbagai sumber media, maka tentunya Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber-sumber tersebut. Jika kami salah dalam menentukan sumber yang pertama, mohon beritahu kami.
Maka dari itu hal-hal mengenai pemindahan kekuasaan artikel sebagaian atau sepenuhnya diperbolehkan dengan syarat mengacu pada aturan Google yang berlaku.
Terima Kasih atas pengertiannya !
Google PageRank Checker Powered by  MyPagerank.Net
DMCA.com